Posts

kosong delapan malam

Image
  "berhentilah memaki semua yang telah di curi, buka sedikit hati. agar kau tahu, kau tidak sendiri" semua tampak kelam, semua tampak sunyi. bising hanya ada dikepala, betapa kegagalan selalu menapaki langkah-langkah pergi seseorang. betapa seberapa kuat mengayuh sampan yang kita buat dengan sepenuh hati. kembali terdampar pada antah berantah. perahu kecil yang kita yakini mampu berlayar sangat jauh terhenti pada badai yang ku kira hanya sementara. kau biarkan aku mendayungnya sendiri, kau bertepi. menunggu sampan-sampan lain menjemput. segala upaya dicoba, segala prasangka di sangkal. kita hanya penuh gagal, dan dunia seakan membenci kita. ulurkan tanganmu untukku sekali lagi, aku hanya perlu dikuatkan. ditemani sampai kita sama-sama tiba pada tujuan yang kita bayangkan. aku tinggal separuh, tidak akan mungkin kembali utuh seperti dahulu. punggung yang dahulu mampu kini gagal meraihmu, kekuatanku kehabisan ditengah jalan. berbahagialah dengan perahu baru yang kau pilih, semo

aku dan kuat

Image
  betapapun keras membenturkan diri, pada dinding-dinding kokoh yang kau buat. kekuatanku tak memadai. begitupun kau cepat dalam menyimpulkan diriku, yang menjadi sosok asing pada cerita orang lain yang baru kau kenal. dogma yang kau yakini mampu menghapusku, dalam ingatan itu. kita adalah asing yang kau ciptakan. seolah hidup dan perjalanan berlalu begitu saja, ku tapaki kakiku pada langkah-langkah baru dalam upaya menyembuhkan. tak jua bergeming, tak jua mereda. aku hanya beralih pada kisah selanjutnya, perjalanan yang lebih berat. kekhawatiran yang lebih tumpang tindih. doaku selalu sama pada pemilik langit, tentang masa selanjutnya yang aku pun tak tahu. yang jelas, sedang ku usahakan, sedang ku upayakan. semampuku, sebisaku. dengan lengan-lengan kecil yang terus membawaku berjalan. pada yang entah apa, pada yang aku pun tak tahu. waktu dapat menyembuhkan, seberapa luka memar yang memerah pada diri. yang kau pun tak pernah menoleh. kau berlari begitu cepat, dan aku terus mengejar.

Kelam malam

Image
Bolehkah aku bercerita tentang ketakutan terbaruku? ya, aku sekarang takut dengan malam. Sebab malam terlalu panjang bagiku. Terlalu gelap dan mengelabui untukku, kini malam hanya terisi bunyi-bunyi sunyi. Suara kipas reot dan ketukan jemari pada mesin tik ini. Begitu mencekam untukku untuk kembali bercerita tentang apapun yang menakutkan, aku rasa aku kalah berkali-kali. Menyemangati diri sendiri untuk tetap bertahan pada kondisi apapun. Terus berjalan pada langkah-langkah peluh penuh darah. Menikam jantungku berkali-kali. Kini malam bagiku hanya bunyi arloji ke kanan, memutar habis waktu. detak demi detik berlalu begitu saja, sepi yang mengunci ingatan sesekali. sering aku membulatkan tekat untuk menghampiri malam, lalu kembali dengan wajah lesu yang menguras tenaga. aku hanya perlu cerita beberapa kali, tentang kayuh sepeda yang kehilangan pengendara. tentang sampan yang kehilangan dayungnya. tentang bangku taman yang kehilangan makna tajam setiap aku menghampirinya.  Aku habiskan d

Lesap Tala

Image
  seperti; hujan kemarin yang badai tak ada hentinya, aku diguyur terus menerus. hingga gugur dan kantuk tak jua datang. bercemin pada kaca-kaca samar. menapaki tiap takdir yang tak ada berhentinya menuntaskan. mimpi-mimpi yang berkelu pada lelahnya menahan beban. ranting-ranting yang patah pada semusim penghujan. kapan hujan ini berhenti? pertanyaan yang selalu datang tiap malam. sampai kembali terang tak jua ditemukan. musnahkah semua mimpi-mimpi yang terabaikan? sudikah kau menemani hingga bunga ditaman kembali bermekar? mewarnai tiap masing kelopaknya sudah terbiasa menghadapi penghujan membuat kita sadar dan tumbuh. bolehkah sesekali sengguk pada payah dan letih untuk anak laki-laki yang penuh tanggung. bermurung dan rebahkan lelah pada pundak sekuat itu. merasa sendirian saat godam memukul begitu keras, dibenturkan ke atas dan ke bawah. sempat berpikir untuk berhenti saja, pada perjalanan. secepat itu juga tersadarkan, bahwa ini hanya kelelahan. lengan dan lengan mengulurkan, mem

penyesuaian; semua orang pernah terusir

Image
berbahagialah seseorang yang mencintai dengan gerimis, sebab deras membuat kita cepat berhenti. laut dan ombaknya, satu dari sekian jejak kaki dihilangkan. pada pasir tepian yang kita pun tidak saling menulis masing-masing kita. sedikit demi sedikit, rindu luruh bersama deras hujan dijalan. ditengah proses panjang penuh liku, ditinggalkan. di diamkan, saat lengan dan kaki tak dapat menentukan. menunduk yang tak mampu tampaki wajah murung. sesekali menoleh tuk memastikan seberapa jauh kita meninggalkan. beberapa orang menanyakan, apakah aku baik-baik saja. "iya, aku baik-baik. everything gonna be okay." semua harus kembali berjalan, setelah berhenti cukup lama.  semua orang pernah terusir pada cinta yang penuh, entah waktu yang berjalan cepat. atau kita yang terlambat mengingatkan untuk berhenti. pelajaran-pelajaran yang berlalu kita bayar tuntas dengan luka. kita tidak boleh lupa. ku beri waktuku, tenagaku, usahaku, doa bahkan diriku sendiri pada orang yang mahir bersembunyi.

tahap pencarian; musim yang tak lagi penghujan

Image
sehangat kasih ibu, pada lengan-lengan kecil kita yang sabar dan jadi kuat. pada jam dan hari yang rapuh sendiri. tadi malam dan malam selanjutnya, aku mencari-cari umpama. dan aku hanya menemukan aku sebagai aku, rindu yang bertubuh, suatu keterbatasan. karena segenap hati sudah dipertaruhkan, untuk pulang pada palungmu. kita punya luka, dan kita dipertemukan tuk saling merawat. cinta adalah luka, hari ini dan seterusnya penuh luka. kita hanya perlu terbiasa dan senantiasa.  bersama-sama kita telah persiapkan hari tuk pergi, melepas dan penuh keberanian. melepas genggam masing-masing tangan -- kau selamat. aku biru yang kerdil menapaki rindu yang gerimis. memandang langkah kehilangan, melapangkan dada dengan penuh luas. adakah gelombang baru dalam kepalamu? ataukah hanya gelap pada lautan paling dalam, di dadamu. aku adalah nelayan yang mencari sampan terdahulu, mencari cerca dan circa penuh tanya. masihkah aku bertahta megah? masihkah aku bertegar gagah? saat bersama hanya bersimpul

Pra opera; babak baru

Image
  tak ada perjalanan yang melelahkan, bak sebuah opera dalam pertunjukkan yang dipertontonkan. kita adalah pemeran dalam berjalan. menjadi baik, menjadi patah, menjadi yang mungkin apapun. setelah melewati peran-peran sebelum itu, kita seperti berjanji tuk tidak saling mengingat sebelum itu. adakah perjalanan yang penuh senang dan bunga? ditaburkan segala lelah yang mengering di dahi para penari, dan lakon. selepas hilang-hilang pengunjung riuh ditengah adegan yang tidak terbayangkan. aku adalah pemeran gelap disebuah opera tersebut, menjadi yang bukan diriku. gemerlap yang sementara, kemudian kembali menyendiri. mempertunjukkan bahagia yang tanpa akhir dihadapan tepuk tangan dan bangku hadapan. ketika itu juga, aku termangu pada sebuah roda yang terus berputar. menentukan pilihan antar kehilangan, aku membenci hari ini dan seterusnya. bahwa kehidupan adalah tentang satu ketuk atau dua ketuk yang saling beriringan. memberi lebih banyak, dan menerima secukupnya. bawa aku pulang pada tak